Tahtaku
Maaf, aku lupa menikmati rindu
Yang terulas oleh tautan waktu
Maaf, aku terlalu menyita ruang
Menitikan rasa begitu menembus tulang
Maaf, aku tak mengindahkanmu
Biarkanmu menyelam angkara bisu
Maaf, aku terlalu menelan kenafikan
Hingga kau berlumur kenistaan
Tatapan astral larut dalam dikau
Buatmu semakin tersudut dalam semu
Cercaan binal menyiksa gendang
Iringi tangisan terus berdendang
Terdiam terpaku ku coba pahami
Tergolek amarah dalam diri
Nurani bagai menyandang sampah
Tak berguna enggan melangkah
Bila sampai waktuku tiba, tak jua kau temukan bahagia
Pilihlah jalan yang lebih indah untukmu
Karna ku bukanlah yang sempurna
Dan jangan kau bersedih karnanya
Tapi…
Tersenyumlah saat ku tak lagi bersamamu
Karna kan selalu ku titipkan rindu untukmu dalam setiap
detik perjalananku
Mungkin raga tak lagi mampu kau sentuh
Tapi senyum keindahanku selalu untukkmu
Aku bukan pecinta sejati tapi kan ku ukir sebuah mimpi
sebelum aku pergi
Tuk selalu temani hidupmu walau tak bersama
Ku merindukanmu bagaikan mawar merah
Yang merindukan cahaya mentari di musin dingin
Ketika taka da secercah cahaya yang bisa direngkuhnya
Ku ingin mencintaimu bagaikan cinta sepasang merpati
Yang tak bisa mencintai yang setelah mendapatkan cintanya
Dengan cinta tanpa akhir
Ku ingin selalu bersamamu, peri kecilku. (26)
0 komentar:
Posting Komentar