kepada keturunan organisme.
Organisme di mana mutasi terjadi, dan keturunan mereka yang memiliki sifat baru, kadang-kadang juga disebut mutasi, tetapi lebih tepat disebut mutan. Mutasi terjadi secara spontan dan secara acak di alam dengan penyebab yang tidak sepenuhnya dipahami oleh para ilmuwan. Mutasi juga dapat diproduksi secara buatan dengan mengekspos sel atau seluruh organisme radiasi, panas, atau bahan kimia tertentu.
Dampak dari Mutasi
Mutasi sangat penting untuk kemajuan evolusi biologis. Mereka menyediakan bahan yang bekerja atas oleh kekuatan seleksi alam untuk menghasilkan spesies baru dan varietas baru dalam spesies. Meskipun mutasi merupakan faktor utama dalam pengembangan jenis baru organisme, ada faktor-faktor lain yang terlibat juga. Ini termasuk rekombinasi seksual (yang menggabungkan gen dari dua orang tua) dan isolasi geografis (pemisahan populasi oleh penghalang fisik).Beberapa mutasi dapat bernilai ekonomi. Jauh sebelum hukum hereditas ditemukan, peternak mengambil keuntungan dari munculnya sifat baru dan diinginkan pada tumbuhan dan hewan dan, dengan pembiakan selektif, menghasilkan varietas unggul. Sebagai contoh, pada akhir abad ke-18, domba dengan kaki sangat pendek lahir di sebuah peternakan New England. Menyadari keuntungan memiliki domba yang tidak bisa melompat pagar, petani membiakkan hewan mutan dan menghasilkan berbagai domba berkaki pendek yang disebut Ancon.
Para peternak bulu hewan seperti musang dan rubah memanfaatkan mutasi alami untuk menghasilkan berbagai macam warna bulu. Tanaman yang paling penting secara ekonomis adalah hasil dari pembiakan selektif. Anggur tanpa biji adalah contoh lainnya.
Bagaimanapun, Secara keseluruhan, mutasi lebih cenderung berbahaya daripada bermanfaat bagi organisme di mana mereka terjadi. Setiap organisme memiliki kombinasi sifat-sifat yang membantu beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga kelangsungan hidup menjadi mungkin. Setiap perubahan acak dalam sebuah organisme yang efisien cenderung menurunkan ketimbang meningkatkan efisiensi. Para ahli genetika memperkirakan bahwa 99 dari 100 mutasi yang membahayakan, dan sekitar 20 dari 99 yang mematikan. Kurang dari 2 persen dari semua mutasi menyebabkan variasi terlihat, seperti perubahan warna atau bentuk. Variasi tak terlihat mungkin seperti yang penting karena infertilitas atau ketidakmampuan untuk hidup hingga dewasa.
Pada tahun 1927, Hermann J. Muller, seorang ahli genetika Amerika Serikat, mengumumkan penemuannya bahwa radiasi dapat menyebabkan mutasi. Pengetahuan ini menambah kecemasan yang dihasilkan selama tahun 1940-an dan sesudahnya atas efek berbahaya dari dampak radioaktif dari ledakan nuklir. Efek genetik dari semua jenis radiasi dan bahan kimia membentuk dasar bagi banyak penelitian ilmiah modern.
0 komentar:
Posting Komentar